Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim
yag menjadi orang kepercayaan Kaisar Yuongle dari Tiongkok (Berkuasa tahun 1403
– 1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Nama aslinya adalah Ma He, dikenal
juga sebagai Ma Sanbao, yang berasal dari provinsi Yunnan, China. Cheng Ho
ditangkap dan dijadikan kasim. Ia adalah orang yang bersuku Hui, suku bangsa
yang secara fisik mirip suku Han, namun beragama Islam.
1371 M – Mahe lahir dari pasanga Ma
Hazhi dan Wen.
1382 M – Cheng Ho Cheng Ho dijadikan
kasim oleh Raja Zu di istana Beiping (kini Beijing)
1399 M – Berumur 28 Tahun, Zhu Yunwen
naik tahta mejadi Jian Wen Dinasti Ming. Zhu Di, Raja Yan memimpin tentaranya
menyerang Nanjing, Ibu Kota Dinasti Ming dan Cheng Ho ikut bertempur. Namun
Kaisar Jian Wen gagal menumpas Zhu Di.
1405 M – Pertama kali Cheng Ho dan
awak kapalnya mengarungi samudera untuk mengadakan muhibah ke berbagai penjuru
negeri. Pelayaran pertama ini mampu mencapai wilayah Asia Tenggara (Semenanjung
Malaya, Sumatera dan Jawa)
1407 – 1409 M – Ekspedisi ke dua. Mencapai
Champa Jawa, Sumatra.
1409 – 1411 M – Ekspedisi ke tiga yang
menjangkau India dan Srilanka.
1413 – 1415 M – Ekspedisi ke empat
mencapai Ade, Teluk Persia, dan Mogadishu (Afrika Timur).
1417 – 1419 – Ekspedisi ke lima denga
Jalur yang sama pada Ekspedisi ke empat.
1417 – 1422 – Ekspedisi ke enam.
1421 – 1422 Merupakan Ekspedisi
Terakhir
1431 – 1433 berhasil mencapai Laut
Merah.
![]() |
Kapal Pusaka milik Armada Cheng Ho |
Kapal yang ditumpangi Cheng Ho disebut
'kapal pusaka' merupakan kapal terbesar pada abad ke-15. Panjangnya mencapai
44,4 zhang (138 m) dan lebar 18 zhang (56 m). Model kapal itu menjadi inspirasi petualang Spanyol dan
Portugal serta pelayaran modern di masa kini. Desainnya bagus, tahan terhadap
serangan badai, serta dilengkapi teknologi yang saat itu tergolong canggih
seperti kompas magnetik.
Cheng Ho dan Indonesia
Cheng Ho mengunjungi kepulauan di Indonesia selama tujuh
kali. Ketika ke Samudera Pasai, ia memberi lonceng raksasa "Cakra
Donya" kepada Sultan Aceh, yang kini tersimpan di museum Banda Aceh.
Tahun 1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati
(Cirebon), dan menghadiahi beberapa cindera mata khas Tiongkok kepada Sultan
Cirebon. Salah satu peninggalannya, sebuah piring yang bertuliskan ayat Kursi
masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon. Pernah dalam perjalanannya melalui Laut Jawa, Wang
Jinghong (orang kedua dalam armada Cheng Ho) sakit keras. Wang akhirnya turun
di pantai Simongan, Semarang, dan menetap di sana. Salah satu bukti
peninggalannya antara lain Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu) serta patung
yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong. Cheng Ho juga sempat berkunjung ke Kerajaan
Majapahit pada masa pemerintahan raja Wikramawardhana.Sumber : wikipedia, http://www.fishyforum.com/unfishy/off-topic/9329-biografi-singkat-laksamana-cheng-ho.html , Muslim Tionghoa Cheng Ho: misteri perjalanan muhibah di Nusantara Oleh Yayasan Obor Indonesia, 2000
0 komentar:
Posting Komentar