Rabu, 09 Oktober 2013

ELEMEN-ELEMEN FISIK KOTA

Leave a Comment



Dalam desain perkotaan (Shirvani, 1985) terdapat elemen-elemen fisik Urban Design yang bersifat ekspresif dan suportif yang mendukung terbentuknya struktur visual kota serta terciptanya citra lingkungan yang dapat pula ditemukan pada lingkungan di lokasi penelitian, elemen-elemen tersebut adalah :
Tata Guna Tanah
Tata guna lahan dua dimensi menentukan ruang tiga dimensi yang terbentuk, tata guna lahan perlu mempertimbangkan dua hal yaitu pertimbangan umum dan pertimbangan pejalan kaki (street level) yang akan menciptakan ruang yang manusiawi.
Peruntukan lahan suatu tempat secara langsung disesuaikan dengan masalah-masalah yang terkait, bagaimana seharusnya daerah zona dikembangkan, Shirvany mengatakan bahwa zoning ordinace merupakan suatu mekanisme pengendalian yang praktis dan bermanfaat dalam urban design, penekanan utama terletak pada masalah tiga dimensi yaitu hubungan keserasin antar bangunan dan kualitas lingkungan.
Jika kita melihat dilokasi penelitian bisa dilihat dari zona mitigasi tiap-tiap wilayah kaitanya dalam menyiapkan daerah yang masuk dalam wilayah bencana alam siap menghadapinya dan juga membentuk kualitas hidup lingkungan dan bersifat kawasan yang manusiawi.
Bentuk dan Massa Bangunan
Menyangkut aspek-aspek bentuk fisik karena setting, spesifik yang meliputi ketinggian, besaran, floor area ratio, koefisien dasar bangunan, pemunduran (setback) dari garis jalan, style bangunan, skala proporsi, bahan, tekstur dan warna agar menghasilkan bangunan yang berhubungan secara harmonis dengan bangunan-bangunan lain disekitarnya.
Prinsip-prinsip dan teknik Urban Design yang berkaitan dengan bentuk dan massa bangunan meliputi :
1.   Scale, berkaitan dengan sudut pandang manusia, sirkulasi dan dimensi bangunan sekitar.
2.   Urban Space, sirkulasi ruang yang disebabkan bentuk kota, batas dan tipe-tipe ruang.
3.   Urban Mass, meliputi bangunan, permukaan tanah dan obyek dalam ruang yang dapat tersusun untuk membentuk urban space dan pola aktifitas dalam skala besar dan kecil.
SIRKULASI DAN PARKIR
Elemen sirkulasi adalah satu aspek yang kuat dalam membentuk struktur lingkungan perkotaan, tiga prinsip utama pengaturan teknik sirkulasi adalah :
1.   Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak visual yang positif.
2.   Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada pengemudi dan membuat lingkungan menjadi jelas terbaca.
3.   Sektor publik harus terpadu dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
RUANG TERBUKA
Ian C. Laurit mengelompokkan ruang terbuka sebagai berikut :
1.   Ruang terbuka sebagai sumber produksi.
2.   Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan alam dan manusia (cagar alam, daerah budaya dan sejarah).
3.   Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan.
Ruang terbuka memiliki fungsi :
1.   Menyediakan cahaya dan sirkulasi udara dalam bangunan terutama di pusat kota.
2.   Menghadirkan kesan perspektif dan visa pada pemandangan kota (urban scane) terutama dikawasan pusat kota yang padat.
3.   Menyediakan arena rekreasi dengan bentuk aktifitas khusus.
4.   Melindungi fungsi ekologi kawasan.
5.   Memberikan bentuk solid foid pada kawasan.
6.   Sebagai area cadangan untuk penggunaan dimasa depan (cadangan area pengembangan).
 Aspek pengendalian ruang terbuka pusat kota sebagai aspek fisik, visual ruang, lingkage dan kepemilikan dipengaruhi beberapa faktor :
1.   Elemen pembentuk ruang, bagaimana ruang terbuka kota yang akan dikenakan (konteks tempat) tersebut didefinisikan (shape, jalan, plaza, pedestrian ways, elemen vertikal).
2.   Faktor tempat, bagaimana keterkaitan dengan sistem lingkage yang ada.
3.   Aktifitas utama.
4.   Faktor comfortabilitas, bagaimana keterkaitan dengan kuantitas (besaran ruang, jarak pencapaian) dan kualitas (estetika visual) ruang.
5.   Faktor keterkaitan antara private domain dan public domain.
JALUR PEJALAN KAKI
Sistem pejalan kaki yang baik adalah :
§  Mengurangi ketergantungan dari kendaraan bermotor dalam areal kota.
§  Meningkatkan kualitas lingkungan dengan memprioritaskan skala manusia.
§  Lebih mengekspresikan aktifitas PKL mampu menyajikan kualitas udara.
ACTIVITY SUPPORT
Muncul oleh adanya keterkaitan antara fasilitas ruang-ruang umum kota dengan seluruh kegiatan yang menyangkut penggunaan ruang kota yang menunjang akan keberadaan ruang-ruang umum kota. Kegiatan-kegiatan dan ruang-ruang umum bersifat saling mengisi dan melengkapi.
Pada dasarnya activity support adalah :
§  Aktifitas yang mengarahkan pada kepentingan pergerakan (importment of movement).
§  Kehidupan kota dan kegembiraan (excitentent).
 Keberadaan aktifitas pendukung tidak lepas dari tumbuhnya fungsi-fungsi kegiatan publik yang mendominasi penggunaan ruang-ruang umum kota, semakin dekat dengan pusat kota makin tinggi intensitas dan keberagamannya.
Bentuk actifity support adalah kegiatan penunjang yang menghubungkan dua atau lebih pusat kegiatan umum yang ada di kota, mislnya open space (taman kota, taman rekreasi, plaza, taman budaya, kawasan PKL, pedestrian ways dan sebagainya) dan juga bangunan yang diperuntukkan bagi kepentingan umum.
Simbol Dan Tanda
Ukuran dan kualitas dari papan reklame diatur untuk :
§  Menciptakan kesesuaian.
§  Mengurangi dampak negatif visual.
§  Dalam waktu bersamaan menghilangkan kebingungan serta persaingan dengan tanda lalu lintas atau tanda umum yang penting.
§  Tanda yang didesain dengan baik menyumbangkan karakter pada fasade bangunan dan menghidupkan street space dan memberikan informasi bisnis.
5. Dalam urban design, preservasi harus diarahkan pada perlindungan permukiman yang ada dan urban place, sama seperti tempat atau bangunan sejarah, hal ini berarti pula mempertahankan kegiatan yang berlangsung di tempat itu.
 Di Postingkan oleh: Intan | 11512259
Read More...

Senin, 30 September 2013

DEFINISI MUSEUM

11 comments
MUSEUM







Museum, berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums disingkat ICOM, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan dan sejak tahun 1977 tiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai hari Hari Museum Internasional

Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) : dalam Pedoman Museum Indoneisa,2008. museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.

Fungsi dan Tugas Museum

Adapun fungsi dan tugas pokok museum yaitu sebagai:
1)        Tempat Rekreasi
Museum dengan benda-benda koleksinya yang berupa benda-benda seni budaya mengandung nilai estetika, indah, antik sebagai sumber penawar bagi para pengunjung yang lelah dalam menghadapi kesibukan sehari-hari.
2)        Tempat Ilmu Pengetahuan
Benda koleksi museum dapat dimisalkan sebagai orang yang ingin berbicara. Para ahli lah yang dapat menginterpretasikan arti dari benda-benda tersebut dan dari itu kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Museum adalah alamat yang tepat bagi mereka yang mengadakan penyelidikan atau penelitian
3)        Sumber Informasi
Museum dalam arti modern adalah suatu lembaga yang secara aktif melakukan tugasnya di dalam menerangkan dunia manusia dan alam. Misalnya saja museum Perjuangan bertugas menjelaskan alam perjuangan suatu bangsa
4)        Sebagai Pendidikan Kebenaran
Pengunjung bukan hanya sekelompok anak atau mahasiswa, tetapi terdiri manusia yang berlainan tingkat kecerdasannya dan tingkat pendidikannya serta kebangsaannya bahkan lain pula pandangan hidupnya. Pameran benda-benda di museum menimbulkan bermacam-macam pengaruh positif. Diantaranya menimbulkan kesadaran tentang persoalan peristiwa sejarah, kehidupan binatang, pertumbuhan tanaman, perkembangan kebudayaan dan lain-lain. Pada pokoknya benda koleksi itu mengajak untuk berfikir logis, konstruktif, dan pragmatis.
Dengan memperhatikan fungsi museum, jelaslah bahwa museum mempunyai peranan yang sangat penting dalam membina dan memupuk kepribadian dalam hidup bermasyarakat. Demikian juga museum tidak kurang pentingnya dalam rangka menanamkan serta memupuk saling pengertian antar manusia, antar suku bangsa, dan bangsa-bangsa di muka bumi.
Sedangkan tugas pokok museum adalah sebagai berikut:
1)        Tugas pengumpulan
Tidak sembarang benda yang dapat dimasukkan ke dalam museum. Yang dikumpulkan adalah benda-benda yang memenuhi syarat untuk dijadikan benda koleksi museum. Tugas pengumpulan itu tergantung pada jenis koleksinya.
2)        Tugas pemeliharaan
Tugas pemeliharaan menyangkut dua segi yakni segi teknis dan segi administratif. Segi teknis, benda-benda koleksi itu harus dipelihara atau kalau perlu diawetkan dan diusahakan supaya tetap awet dan tercegah dari segala kemungkinan pemusnahan atau kehilangan. Segi administratif adalah upaya benda koleksi tersebut mendapat keterangan-keterangan tertulis yang menjadikan benda koleksi tersebut bersifat monumental sebagai benda pembuktian kenyataan.
3)        Tugas pameran
Pameran adalah pekerjaan yang khas dan paling utama bagi setiap museum. Benda-benda dipamerkan untuk kepentingan pengunjung, baik dalam rangka penyaluran ilmu pengetahuan maupun dalam rangka memberi kenikmatan seni bagi benda-benda koleksi seni rupa.
4)        Tugas penyelidikan
Museum dapat dikatakan juga sebagai pusat penyelidikan ilmu pengetahuan. Benda-benda untuk perlengkapan prasarana studi dan penelitian. Benda-benda dari zaman peradaban purba atau dari zaman manusia belum mengenal tulisan untuk menyatakan diri atau sejarahnya, bertugas menerangkan langsung tentang suatu zaman kehidupan manusia purba.
5)        Tugas penyaluran ilmu pengetahuan
Tugas ini lebih bersifat sosio edukatif, sehingga untuk lebih banyak memanfaatkan koleksi museum dengan cara memberi penerangan yang dapat diterima oleh bermacam-macam jenis pengunjung. Tugasnya yang lain ialah menyelenggarakan acara-acara ceramah, pertunjukan dan pemutaran film-film yang berkaitan dengan benda-benda koleksi museum

Jenis-jenis Museum

Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melaui beberapa jenis klasifikasi (Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009), yakni sebagai berikut :
a.   Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua jenis :
·     Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
·     Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi.
b.    Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis :
·      Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional.
·      Museum Propinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah propinsi dimana museum berada.
·     Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana museum tersebut berada.

Persyaratan Berdirinya Museum

Persyaratan museum menurut Pedoman PendirianMuseum (1999/2000), terdapat beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam perencanaan suatu museum, antara lain :
A.   Lokasi Museum
1.  Lokasi yang strategis
Lokasi yang dipilih bukan untuk kepentingan pendirinya, tetapi untuk masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, ilmuwan, wisatawan, dan masyarakat umum lainnya.
2.  Lokasi harus sehat
Lokasi sehat diartikan lokasi yang tidak terletak di daerah industri yang banyak pengotoran udara, bukan daerah yang berawa atau tanah pasir, elemen iklim yang berpengaruh pada lokasi itu antara lain : kelembaban udara setidaknya harus terkontrol mencapai netral, yaitu 55 – 65 %.


B.    Persyaratan Bangunan
1. Persyaratan umum yang mengatur bentuk ruang museum yang bisa dijabarkan sebagai berikut :
a.  Bangunan dikelompokkan dan dipisahkan sesuai :
-          Fungsi dan aktivitas
-          Ketenangan dan keramaian
-          Keamanan
b. Pintu masuk (main entrance)   utama     diperuntukkan bagi pengunjung.
c.   Pintu masuk khusus (service utama) untuk bagian pelayanan, perkantoran, rumah jaga serta ruang-ruang pada bangunan khusus.
d. Area  semi publik  terdiri  dari  bangunan  administrasi termasuk perpustakaan dan ruang  rapat.
e.   Area privat terdiri dari :
-          Laboratorium Konservasi
-          Studio Preparasi
-          Storage
f.    Area publik / umum terdiri dari :
-  Bangunan utama, meliputi pameran tetap, pameran temporer, dan peragaan.
-    Auditorium, keamanan, gift shop, cafetaria, ticket box, penitipan barang, lobby / ruang istirahat, dan tempat parkir.
2.  Persyaratan Khusus
a. Bangunan Utama, yang mewadahi kegiatan pameran tetap dan temporer, harus dapat :
-       Memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan.
-       Mudah dalam pencapaiannya baik dari luar atau dalam.
-       Merupakan bangunan penerima yang harus memiliki  daya tarik sebagai bangunan utama yang        dikunjungi  oleh pengunjung museum.
-       Memiliki sistem keamanan yang baik, baik dari segi konstruksi, spesifikasi ruang untuk mencegah          rusaknya benda-benda secara alami ataupun karena pencurian.
b.  Bangunan Auditorium, harus dapat :
-            Dengan mudah dicapai oleh umum.
-            Dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi, dan ceramah.
c.  Bangunan Khusus, harus :
-          Terletak pada tempat yang kering.
-          Mempunyai pintu masuk yang khusus.
-          Memiliki sistem keamanan yang baik (terhadap kerusakan, kebakaran, dan pencurian).
d.  Bangunan Administrasi, harus :
-          Terletak di lokasi yang strategis baik dari pencapaian umum maupun terhadap bangunan lainnya.

Persyaratan Ruang

 Persyaratan ruang pada ruang pamer sebagai fungsi utama dari museum. Beberapa persyaratan teknis ruang pamer sebagai berikut:
1.   Pencahayaan dan Penghawaan
    Pencahayaan dan penghawaan merupakan aspek teknis utama yang perlu diperhatikan untuk membantu memperlambat proses pelapukan dari koleksi. Untuk museum dengan koleksi utama kelembaban yang disarankan adalah 50% dengan suhu 210C – 260C. Intensitas cahaya yang disarankan sebesar 50 lux dengan meminimalisir radiasi ultra violet. Beberapa ketentuan dan contoh penggunaan cahaya alami pada museum sebagai berikut :







2.   Ergonomi dan Tata Letak

    Untuk memudahkan pengunjung dalam melihat, menikmati, dan mengapresiasi koleksi, maka perletakan peraga atau koleksi turut berperan. Berikut standar-standar perletakan koleksi di ruang pamer museum.














3.  Jalur Sirkulasi di Dalam Ruang Pamer
    Jalur sirkulasi di dalam ruang pamer harus dapat menyampaikan informasi, membantu pengunjung memahami koleksi yang dipamerkan. Penentuan jalur sirkulasi bergantung juga pada runtutan cerita yang ingin disampaikan dalam pameran.











Sumber :


Read More...

Sabtu, 28 September 2013

Western Australian Maritime Museum

Leave a Comment

Western Australian Maritime Museum




Address
Western Australian Maritime Museum
Victoria Quay,
Fremantle,
Western Australia,
6160,
Australia

Perched on the Indian Ocean's shore, the Western Australian Maritime Museum is symbolic of Fremantle’s past, present and future as a coastal city and port.
The Museum houses several unique galleries that explore WA's relationship with the sea. From leisure boats and handcrafted sailing boats to commercial pearl luggers, the Museum inspires visitors to discover WA’s affinity with the ocean.
The Museum is home to the winning America's Cup yacht, Australia II, an Oberon class submarine — HMAS Ovens, Jon Sanders’ Parry Endeavour and many other iconic vessels from WA's maritime history.

Opening times
Open daily: 9.30am – 5.00pm
Open ANZAC Day 1.00pm – 5.00pm
Closed: Christmas Day, Boxing Day, New Year’s Day and Good Friday
Please note, we will be closed on Monday 23 September from 9.30am - 1.30pm for a staff planning day. 
Admission

Museum Entry
Submarine Ovens`
Joint Entry
Adults
$10.00
$10.00
$16.00
Children*
$3.00
$3.00
$5.00
Concession^
$5.00
$5.00
$8.00
Family†
$22.00
$22.00
$35.00
* 5–15 years
^ Concession applies to students and seniors
† Up to two adults and three children
` Bookings are advised
Please note: on the second Tuesday of every month there is entry to the Western Australian Maritime Museum by gold coin donation.
Annual Boarding Pass
Annual Boarding Pass add $2.00
Family Boarding Pass add $3.00
Annual Boarding Pass allows unlimited entry for 12 months and other discounts.
Museum cafe opening hours
Monday to Friday: 9.30 – 4.00pm
Saturday: 11.00 – 4.00pm
Sunday: 9.30 – 4.30pm
The Western Australian Maritime Museum now has free WiFi throughout the Museum.

Long term exhibitions at the WA Museum



Naval defence
Stories of bravery, war, peace, sacrifice, weapons and naval defence are showcased in this gallery. This exhibition explores the role of naval defence in protecting Australia’s interests, the Royal Australian Navy's post war role, and the strategic importance of Fremantle.
The exhibition is bought alive with WW1 Tenix AE2 submarine conning tower andSleeping Beauty replicas.

Indian ocean

The people bordering the Indian Ocean have been linked by trade and the exchange of ideas for thousands of years.
This gallery traces the paths of these maritime travelers, giving visitors a chance to explore the roots of our modern multicultural community. Experience the sights and sounds of a 15th century Middle Eastern marketplace, and see the Sama Biasa(Indonesian Fishing Boat).
Cargoes

This gallery tells the stories of the many kinds of cargoes that have passed through the Western Australian ports, and how sea trading has shaped Western Australia.
A wall of cargoes displays the incredible variety of trade goods, from sandalwood to sheep, whale oil to wheat, all celebrating Western Australia’s maritime trade.
Freemantle

The story of Fremantle Harbour is told against the background of the modern ever-changing shipping activity in the port, located just outside the museum.
Explore the gangway that bought thousands of immigrants ashore, learn about the port's history, and the story of CY O’Connor.
HMASA Ovens

The Oberon class Submarine HMAS Ovens is an authentic Cold War-era vessel situated on Fremantle's historic World War II submarine slipway. This exhibit serves as a living memorial to submariners and those who gave their lives while serving from Fremantle during World War II.
Hooked on fishing


This gallery explores Western Australia’s fishing industry, especially the contributions of our fishing communities. The gallery features stories from the past and the present that have helped shape the industry. See Aboriginal fish traps, stories of Fremantle’s Fishing Boat Harbour, the beautiful Broome pearling luggar Trixen, and learn about the history of Western Australia’s varied fishing industries.

Swan River


Changes and the development of the Swan River are traced throughout this gallery, encompassing the natural, social and transformations within the landscape.
Climb aboard the Valdura, an old Swan River ferry, and see Lady Forrest, Fremantle’s first steam pilot boat, both restored to their original condition.

Tin Canoe to Australia II




This gallery celebrates Western Australian’s love affair with the water.
The exhibition displays watercraft, old and new, that showcase the adventures of people challenging nature and themselves as they “take on the world” on the water.
The gallery features the Parry Endeavour, the yacht that took solo yachtsman Jon Sanders* three times around the globe and Australia II, the racing yacht with the winged keel that won the America’s Cup from the United States in 1983.

Western Australian Maritime Museum: physical access information

This page describes the accessible facilities available at the Western Australian Maritime Museum.


ACROD parking
City of Fremantle car park $1.80/hr.
2 bays in front of museum + 1 bay Slip St.
Level/ramp access to museum.
Drop off area
City of Fremantle car park $1.80/hr.
2 bays in front of museum + 1 bay Slip St.
Level/ramp access to museum.
Entry to Museum
Approximately 30 metres with accessible path to Museum –ramp to entrance, and universal access door push button operated.
Reception
Main foyer, adjacent to universal access door.
Access within Museum
There are both ramps and lifts suitable for disabled access.
Note: Submarine Ovens has no access available for people with disability, nor toilet facilities.
Equipment available
There are two (2) wheelchairs available for visitors.
Toilets
There are unisex disability access toilets on both museum levels.
Hearing loops
No
Captioning
Most interactives have captions.
Audio guides
No.
Touch trolleys
Tactiles entrance on all stairs.
Touch trolleys available during school holidays and special exhibitions for ALL museum visitors
Specialised tours have been organised for groups with a range of disabilities upon request.

Museum Site Map




Maritime Memories




To celebrate the Western Australian Maritime Museum’s 10th anniversary, the WA Museum is inviting you to share your favourite maritime memories with us!
Maritime Memories is an opportunity to share your experiences of some of Western Australia’s great maritime moments, many of which are on display at the Museum.
The WA Maritime Museum houses the Australia II yacht, Cold War-era Oberon class submarine HMAS Ovens and Jon Sanders’ Parry Endeavour, and tells the stories of how we as Western Australians use our coast, through innovative displays on industries such as fishing and pearling, and recreational icons such as an original ‘Sandman’ car.
We want to see what you were doing when Australia II famously won the America's Cup in 1983, how you spent your summers seaside with family and friends, the beach trips you took in your old 'Sandman', and anything else maritime-related that celebrates Western Australia's great affinity with the ocean.
Sumber :














Read More...