Dalam desain perkotaan (Shirvani, 1985) terdapat elemen-elemen fisik Urban Design yang bersifat ekspresif dan suportif yang mendukung terbentuknya struktur visual kota serta terciptanya citra lingkungan yang dapat pula ditemukan pada lingkungan di lokasi penelitian, elemen-elemen tersebut adalah :
Tata Guna Tanah
Tata guna lahan dua dimensi menentukan
ruang tiga dimensi yang terbentuk, tata guna lahan perlu mempertimbangkan dua
hal yaitu pertimbangan umum dan pertimbangan pejalan kaki (street level) yang
akan menciptakan ruang yang manusiawi.
Peruntukan lahan suatu tempat secara
langsung disesuaikan dengan masalah-masalah yang terkait, bagaimana seharusnya
daerah zona dikembangkan, Shirvany mengatakan bahwa zoning ordinace merupakan
suatu mekanisme pengendalian yang praktis dan bermanfaat dalam urban design,
penekanan utama terletak pada masalah tiga dimensi yaitu hubungan keserasin
antar bangunan dan kualitas lingkungan.
Jika kita melihat dilokasi penelitian bisa
dilihat dari zona mitigasi tiap-tiap wilayah kaitanya dalam menyiapkan daerah
yang masuk dalam wilayah bencana alam siap menghadapinya dan juga membentuk
kualitas hidup lingkungan dan bersifat kawasan yang manusiawi.
Bentuk dan Massa Bangunan
Menyangkut aspek-aspek bentuk fisik karena
setting, spesifik yang meliputi ketinggian, besaran, floor area ratio,
koefisien dasar bangunan, pemunduran (setback) dari garis jalan, style
bangunan, skala proporsi, bahan, tekstur dan warna agar menghasilkan bangunan
yang berhubungan secara harmonis dengan bangunan-bangunan lain disekitarnya.
Prinsip-prinsip dan teknik Urban Design
yang berkaitan dengan bentuk dan massa bangunan meliputi :
1. Scale, berkaitan dengan sudut pandang manusia, sirkulasi dan
dimensi bangunan sekitar.
2. Urban Space, sirkulasi ruang yang disebabkan bentuk kota, batas
dan tipe-tipe ruang.
3. Urban Mass, meliputi bangunan, permukaan tanah dan obyek dalam
ruang yang dapat tersusun untuk membentuk urban space dan pola aktifitas dalam
skala besar dan kecil.
SIRKULASI DAN PARKIR
Elemen sirkulasi adalah satu aspek yang
kuat dalam membentuk struktur lingkungan perkotaan, tiga prinsip utama
pengaturan teknik sirkulasi adalah :
1. Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak
visual yang positif.
2. Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada pengemudi dan
membuat lingkungan menjadi jelas terbaca.
3. Sektor publik harus terpadu dan saling bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama.
RUANG TERBUKA
Ian C. Laurit mengelompokkan ruang terbuka
sebagai berikut :
1. Ruang terbuka sebagai sumber produksi.
2. Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan alam dan
manusia (cagar alam, daerah budaya dan sejarah).
3. Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan.
Ruang terbuka memiliki fungsi :
1. Menyediakan cahaya dan sirkulasi udara dalam bangunan terutama
di pusat kota.
2. Menghadirkan kesan perspektif dan visa pada pemandangan kota
(urban scane) terutama dikawasan pusat kota yang padat.
3. Menyediakan arena rekreasi dengan bentuk aktifitas khusus.
4. Melindungi fungsi ekologi kawasan.
5. Memberikan bentuk solid foid pada kawasan.
6. Sebagai area cadangan untuk penggunaan dimasa depan (cadangan
area pengembangan).
Aspek pengendalian ruang terbuka
pusat kota sebagai aspek fisik, visual ruang, lingkage dan kepemilikan
dipengaruhi beberapa faktor :
1. Elemen pembentuk ruang, bagaimana ruang terbuka kota yang akan
dikenakan (konteks tempat) tersebut didefinisikan (shape, jalan, plaza,
pedestrian ways, elemen vertikal).
2. Faktor tempat, bagaimana keterkaitan dengan sistem lingkage yang
ada.
3. Aktifitas utama.
4. Faktor comfortabilitas, bagaimana keterkaitan dengan kuantitas
(besaran ruang, jarak pencapaian) dan kualitas (estetika visual) ruang.
5. Faktor keterkaitan antara private domain dan public domain.
JALUR PEJALAN KAKI
Sistem pejalan kaki yang baik adalah :
§ Mengurangi ketergantungan dari kendaraan bermotor dalam areal
kota.
§ Meningkatkan kualitas lingkungan dengan memprioritaskan skala
manusia.
§ Lebih mengekspresikan aktifitas PKL mampu menyajikan kualitas
udara.
ACTIVITY SUPPORT
Muncul oleh adanya keterkaitan antara
fasilitas ruang-ruang umum kota dengan seluruh kegiatan yang menyangkut
penggunaan ruang kota yang menunjang akan keberadaan ruang-ruang umum kota.
Kegiatan-kegiatan dan ruang-ruang umum bersifat saling mengisi dan melengkapi.
Pada dasarnya activity support adalah :
Pada dasarnya activity support adalah :
§ Aktifitas yang mengarahkan pada kepentingan pergerakan
(importment of movement).
§ Kehidupan kota dan kegembiraan (excitentent).
Keberadaan aktifitas pendukung tidak
lepas dari tumbuhnya fungsi-fungsi kegiatan publik yang mendominasi penggunaan
ruang-ruang umum kota, semakin dekat dengan pusat kota makin tinggi intensitas
dan keberagamannya.
Bentuk actifity support adalah kegiatan
penunjang yang menghubungkan dua atau lebih pusat kegiatan umum yang ada di
kota, mislnya open space (taman kota, taman rekreasi, plaza, taman budaya,
kawasan PKL, pedestrian ways dan sebagainya) dan juga bangunan yang
diperuntukkan bagi kepentingan umum.
Simbol Dan Tanda
Ukuran dan kualitas dari papan reklame
diatur untuk :
§ Menciptakan kesesuaian.
§ Mengurangi dampak negatif visual.
§ Dalam waktu bersamaan menghilangkan kebingungan serta persaingan
dengan tanda lalu lintas atau tanda umum yang penting.
§ Tanda yang didesain dengan baik menyumbangkan karakter pada
fasade bangunan dan menghidupkan street space dan memberikan informasi bisnis.
5. Dalam urban design, preservasi harus
diarahkan pada perlindungan permukiman yang ada dan urban place, sama seperti
tempat atau bangunan sejarah, hal ini berarti pula mempertahankan kegiatan yang
berlangsung di tempat itu.
Di Postingkan oleh: Intan | 11512259